Jambu Hati
buruk di jambu hati
merekah menumpas pikiran
gumpalannya membuai rasa
membesar hingga tiada massa
buruk di jingga hati
tersenyum menyerap apa
tumbuh semua bergumpalan
satu lubang kian dilupakan
buruk di hujan hati
tunaskan di hamparan
menghisap cerutu semukan nyata
akhir jalan membawa gundah
hati dikata apalagi
terbiasa menelan biji mentah kecapi
membesar menggelinding ke mana gumpalannya tak pasti
masih diam meski penjamah sudah pergi
satu lagi lubang tetap kosong membengkak diri
buruk di jambu hati
#19.04.12
fon demi fon membentuk fonem, fonem demi fonem serupa kata, kata demi kata membentuk frasa, kata demi kata membentuk klausa, dan kata demi kata membentuk kalimat. Ini kata bukan kata, serumit arti merah, serumit hati, dan serumit cinta. Semuanya tentang apa yang di rasa. Semuanya tentang apa yang tersimpan di hati yang merah. Semuanya tentang cinta. Cerita dan puisi dalam "Merah Hati"
Kamis, 27 Desember 2012
Kau Panggil Lagi
Kau
Panggil Lagi
Kembali memanggil,
di saat fajar
meninggalkan malam.
Kembali memanggil,
di saat langkah
tinggal satu pijakan.
Kembali memanggil,
di saat hati hampir
kembali ke permukaan.
Kau panggil lagi,
apa ada arti.
Kau panggil lagi,
apa ada hati.
Memanggil kembali
hati pergi.
Melrik kembali
palung terlewati.
Lalu bukanlah hari
ini.
Lalu bukanlah rasa
ini.
Lalu bukanlah depan
pengganti.
Tapi sejenak
kuberhenti.
Apa maksud kau
panggil lagi.
Mungkin saja
pergikah atau aku bersedia diri.
(Puisi-puisi
"Merah Hati" by Derimah)
#17.04.12
Langganan:
Postingan (Atom)